Manggar (Humas) 22 Juli 2025 — Isu perkawinan anak kembali menjadi perhatian serius di Kabupaten Belitung Timur. Bertempat di Auditorium Zahari, Manggar, digelar Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Pencegahan Perkawinan Anak Kabupaten Belitung Timur yang mempertemukan para pemangku kebijakan, tokoh masyarakat, dan organisasi keagamaan untuk bersatu mencegah praktik yang mengancam masa depan generasi muda.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Bupati Belitung Timur yang diwakili oleh Ibu Asisten. Dalam sambutannya, beliau menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk tidak menutup mata terhadap fenomena perkawinan anak yang masih terjadi, bahkan meningkat secara diam-diam.
Turut hadir dalam rapat tersebut unsur Dinas terkait, para Camat, Kepala Desa se-Belitung Timur, dan berbagai organisasi masyarakat serta ormas keagamaan.
Salah satu sorotan utama dalam forum ini datang dari pemaparan Mohammad Aminollah, pemerhati isu sosial yang juga menjadi pembicara utama. Dengan data yang rinci dan menggugah, Aminollah memaparkan fakta-fakta mengkhawatirkan yang selama ini belum banyak diketahui publik.
Tidak hanya menyampaikan data perkawinan anak dari Kementerian Agama, ia juga membawa angka kehamilan dan persalinan remaja dari fasilitas layanan kesehatan, serta lonjakan permohonan dispensasi nikah dari Pengadilan Agama.
Lebih dari itu, ia menyoroti praktik perkawinan bawah tangan—yang tidak tercatat secara resmi namun nyata terjadi—sebagai fenomena gunung es yang sangat memprihatinkan. “Praktik ini bukan hanya bertentangan dengan hukum negara, tapi juga mencederai nilai-nilai agama,” tegasnya di hadapan peserta.
Dalam seruannya, Aminollah mengajak Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas-ormas Islam untuk turun tangan langsung membina tokoh masyarakat dan tokoh agama yang masih terlibat atau mendiamkan praktik semacam ini. Ia menekankan pentingnya peran para tokoh ini dalam membentuk opini publik dan mengubah budaya diam menjadi budaya peduli.
Forum ini menjadi titik balik penting bagi upaya kolektif mencegah perkawinan anak di Belitung Timur. Dengan sinergi lintas sektor dan keterlibatan aktif masyarakat, diharapkan ke depan tidak ada lagi masa depan anak-anak yang direnggut terlalu dini oleh ikatan yang belum waktunya.