Simpang Renggiang-Balai Nikah KUA Simpang Renggiang, menjadi saksi kebahagiaan dan harapan untuk delapan pasang calon pengantin, Rabu (24/9/2025). Para calon pengantin ini penuh semangat, mengikuti Bimbingan Perkawinan (Bimwin) sejak pukul 9.00-12.00 WIB. Mereka hadir bukan sekadar untuk memenuhi syarat administratif, tetapi untuk menimba ilmu demi menapaki jalan panjang bernama pernikahan.
Tim Penyuluh Agama Islam KUA Simpang Renggiang hadir sebagai fasilitator, membimbing dengan ketulusan. Mereka menyadari, rumah tangga bukan hanya pertemuan dua insan, melainkan pertemuan dua keluarga, dua budaya, dan dua hati yang akan belajar berjalan bersama.
“Nikah adalah ibadah yang paling panjang. Ia bukan hanya tentang hari bahagia, tetapi perjalanan seumur hidup yang harus dijalani dengan sabar, cinta, dan tanggung jawab,” ungkap Adi Solihin yang membuka kegiatan dengan penekanan yang menggetarkan jiwa.
Sesi selanjutnya dipandu oleh Sinta dengan hangat. Dirinya mengajak para peserta melakukan simulasi perencanaan pernikahan, dilanjutkan dengan diskusi interaktif. Sinta menekankan keseimbangan antara kebutuhan fisik dan nonfisik; sandang, pangan, dan kasih sayang; serta kesehatan jasmani dan ketenangan rohani. “Rumah tangga yang kuat berdiri di atas keseimbangan. Jangan abaikan yang satu demi yang lain,” pesannya.
Di penghujung kegiatan, Sartoni menghadirkan refleksi yang mencerahkan bahwa pernikahan adalah tentang kerja sama, bukan dominasi.
Dirinya mengajak para peserta memahami peran suami dan istri dalam bingkai kesetaraan. “Istri bukan hanya urusan dapur, kasur, dan sumur. Ia bukan bawahan suami. Suami dan istri adalah mitra yang saling melengkapi, saling menopang, dan saling menguatkan,” tegasnya.
Bimbingan ditutup dengan doa dan senyum penuh harapan. Para calon pengantin ini pulang membawa bekal yang lebih dari sekadar teori. Mereka pulang dengan keyakinan bahwa cinta yang dibangun di atas iman dan ilmu akan mengantarkan mereka pada keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah. Sebuah keluarga yang bukan hanya bahagia untuk mereka, tetapi juga menjadi cahaya bagi masyarakat, serta benteng untuk mencegah perceraian.
Penulis: Adi Solihin | Foto: Adi Solihin | Editor: A. Maalika Mulki